LAPORAN PRATIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN ROTI DAN KUE
“PEMBUATAN ROTI MANIS DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG
MOCAF”
OLEH
KELOMPOK 2
- RIZKY WULANSETIASARI
- TALIA H. NOTANUBUN
- GRACE LALURMELE
- JULYO P. NUNUMETE
- RICKY RUPILU
- IKBAL LAHANE
- MUHAMMAD LETSOIN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
TAHUN 2016-2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin modern, dengan bertambahnya sumber daya manusia yang ada di muka bumi,
maka munsul keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui bidang
pendidikan, sehingga menimbulkan manusia dengan kualitas yang bagus.
Begitupula sering berjalannya waktu, banyak
muncul manusia yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan mulai
memunculkan ide-ide baru atau konsep-konsep baru baik yang telah dibuktikan
maupun yang belum dibuktikan. Dalam perkembangannya, saat ini banyak orang
mulai berfikir untuk membuat makanan yang menghasilkan beberapa jenis makanan
yang berbeda dengan bahan yang sama, begitu pula untuk mengawetkan makanan
sehingga lebih tahan lama. Salah satu penerapannya yaitu bioteknologi, terdapat
beberapa contoh penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, adapun yang
kami buat adalah roti.
Kualitas
roti secara umum disebabkan karena variasi dalam peng-gunaan bahan baku dan proses pembuatannya. Jika bahan baku yang di-gunakan mempunyai kualitas yang baik dan proses pembuatannya benar maka
roti yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang baik pula. Jenis dan mutu
produk bakery sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang
digunakan dalam pembuatannya. Variasi produk ini diperlukan untuk memenuhi
adanya variasi selera dan daya beli kon-sumen (Desrosier,
1987).
Saccharomyces
cereviciae yang penting dalam pembuatan roti memiliki sifat
dapat memfermentasikan maltosa secara cepat (lean dough yeast), memperbaiki
sifat osmotolesance (sweet dough yeast), rapid fer-mentation kinetics, freeze dan thaw tolerance, dan memiliki kemampuan
memetabolisme substrat. Pemakaian ragi dalam adonan sangat berguna untuk
mengembangkan adonan karena terjadi proses peragian terhadap gula, memberi
aroma (alkohol) (Dwijoseputro, 1990).
Tepung
merupakan bahan baku utama roti. Tepung yang biasa di-gunakan untuk roti adalah tepung gandum, jagung, havermouth, dan se-bagainya. Untuk roti yang memerlukan pemuaian, lebih baik digunakan tepung
gandum, karena beberapa jenis protein yang terdapat pada gan-dum jika dicampur dengan air akan menghasilkan glutein. Glutein inilah yang
dapat membuat roti mengembang selama proses pembuatan. Jari-ngan sel-sel ini juga cukup kuat untuk menahan gas yang dibuat oleh ragi
sehingga adonan tidak mengempis kembali, yang harus dipertimbangkan adalah
terutama kadar protein tepung terigu dan kadar abunya. Kadar protein mempunyai
korelasi yang erat dengan kadar glutein, sedangkan kadar abu erat hubungannya
dengan tingkat dan kualitas adonan(Roberts, 1989).
Air
berfungsi sebagai media glutein dengan karbohidrat, larutan garam dan membentuk
sifat kenyal glutein. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH 6-9. Makin
tinggi pH air maka roti yang dihasilkan baik karena absorbsi air meningkat
dengan meningkatnya pH. Selain pH, air yang di-gunakan
harus air yang memenuhi persyaratan sebagai air minum, di-antaranya tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air yang digu-nakan dalam industri makanan pada umumnya harus memenuhi persya-ratan tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa dan tidak
menggangu kesehatan. Apabila air yang digunakan tidak memenuhi persyaratan
dalam pembentukan pati atau tepung maka dapat mening-katkan kadar abunya sehingga mutu pati menurun (Gumbiro, 1987).
Pembuatan
roti, ragi/yeast dibutuhkan agar adonan bisa mengembang. Ragi/yeast biasanya
ditambahkan setelah tepung terigu ditambah air lalu diaduk-aduk merata, setelah
itu selanjutnya adonan dibiarkan beberapa waktu. Ragi/yeast sendiri sebetulnya
mikroorganisme, suatu mahluk hidup berukuran kecil, biasanya dari jenis Saccharomyces
cerevisiae yang digunakan dalam pembuatan roti ini. Pada kondisi air yang
cukup dan adanya makanan bagi ragi/yeast, khususnya gula, maka yeast akan
tumbuh dengan mengubah gula menjadi gas karbondioksida dan senyawa beraroma.
Gas karbondioksida yang terbentuk kemudian ditahan oleh adonan sehingga adonan
menjadi mengembang (Rukmana, 2001).
BAB II
METODE PENELITIAN
Ø ALAT
1. Mikser
2. Pisau
Pemotong
3. Timbangan
4. Oven
5. Penggiling
Adonan
6. Kuas
7. Loyang
8. Mangkok
Adonan
9. Gelas
Ukur
Ø BAHAN
1. Tepung
terigu protein tinggi 250g
2. Tepung
Non Terigu 250g
3. Ragi
Instan 10g
4. Susu
Bubuk 15g
5. Gula
Pasir 112.5g
6. Garam
Halus 6.25g
7. Kuning
Telur 1butir
8. Air
Es 225 ml
9. Mentega/Margarin
137.5g
Ø OLESAN
1. Kuning
Telur 1 butir
2. Susu
Tawar Cair 1 sdm
Ø CARA KERJA
1. Campur
tepung terigu + non terigu, ragi instan, susu bubuk, gula pasir, garam dan
kuning telur dalam mangkuk adonan. Mikser roti dengan kecepatan 1 selama 2
menit. Tambahkan air es dan mentega/margarin. Mikser lagi selama 12 menit atau
hingga adonan kalis. Pengadukan dapat menggunakan tangan.
2. Bulatkan
adonan, lau diamkan selama 30 menit ditempat hangat atau hingga adonan
mengembang dua kali lipat.
3. Kempeskan
adonan, potong, lalu timbang masing-masing seberat 50g. Bulatkan, lalu diamkan
selama 10 menit.
4. Kempeskan
dengan cara menggiling adonan dengan rolling pin. Bentuk selera.
5. Letakan
adonan diatas wadah beroles margarin, lalu diamkan kemblai adonan selama 1 jam.
Olesi permukaannya dengan bahan olesan.
6. Panggang
adonan dalam oven bertemperatur 1700C selama 5-7 menit atau hingga roti matang
dan berwarna kuning kecoklatan. Angkat lalu dinginkan.
7. Kemas
dalam plastik.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
Ø HASIL
PRATIKUM
Dari hasil pratikum pembuatan roti manis
menggunakan tepung terigu campuran ( tepung terigu 100% dan tepung mocaf)
mendapatkan hasil yang cukup baik dalam roti manis.
Ø PEMBAHASAN
1. Warna
WarnaRoti adalah makanan yang
terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang pembuatannya melalui tahap
pengadonan, fermentasi (pengembangan), dan pemanggangan dalam oven.
(Sufi,1999).
Dalam praktikum ini pembuatan
roti manis dilakukan dengan menggunakan 100% tepung terigu, 50% tepung terigu :
50 % tepung mocaf. Hal ini bertujuan untuk mengetahui karakteristi dari roti
dengan perbedaan formulasi bahan dasar tepung tersebut. Hal ini dikarnan hal-hal yang mempengaruhi warna roti diantaranya
adalah lama proses pemanggangan dan warna dari bahan yang digunakan Hal
tersebut didukung oleh literatur yang menyatakan bahwa Jenis dan mutu produk
bakeri sangat bervariasi tergantung jenis bahan-bahan dan formulasi yang
digunakan dalam pembuatannya. (Sulastri, 2005)
Gulakomposisi pembuatan roti merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi warna
dari roti yang dihasilkan karna adanya pemanggangan akan
membuat karamelisasi pada roti sehingga roti menjadi kecoklatan. Semakin
lama proses pemanggangan maka roti yang dihasilkanakan semakin coklat. Lama
proses pemanggangan yang digunakan untuk roti 100% tepung terigu dan 100% mocaf
tersebut sama yaitu 15 menit sehingga perbedaanwarna tidak terlalu nampak.
2. Tekstur
Roti yang terbuat dari
tepung terigu memiliki tekstur yang lebih empuk dari pada roti yang menggunakan mocaf. Semakin banyak jumlah
mocaf yang digunakan maka semakin keras pula tektur roti tersebut. Hal
ini disebabkan oleh kompoisi dari tepung mocaf dan tepung terigu yang berbeda.
Kandungan dari tepung yang paling mempengaruhi terhadap tekstur produk akhir
roti adalah Gluten. Glutein adalah protein yang terdapat pada terigu.
Glutein bersifat elastis sehingga akan mempengaruhi sifat elastisitas dan tekstur
roti yang dihasilkan. Gluten terbentuk ketika tepung terigu dicampurkan dengan air. Gluten terbentuk
dari dua komplek yang dikenal sebagai gliadin dan glutenin. Glutenin membantu
terbentuknya kekuatan dan kekerasan adonan. Gliadin lebih lembut dan mempengaruhi
perpaduan dan elastisitas adonan. Gluten ini mengandung
lebih banyak lipida dalam tepung terigu dalam bentuk lipoprotein (Widianto dkk
2002).
Pada
tepung terigu terkandung glutein didalamnya sedangkanpada mocaf tidak.
Glutein inilah yang dapat membuat roti mengembang selama proses pembuatan.
Jaringan sel-mengempis kembali (Sufi, 1999). Sedangkan pada tepung mocaf tidak
mengandung gluten sehingga pada saat dilakukakan proes fermentasi karna tidak adanya gluten sehingga CO2 yang
dihasilkan oleh Saccharomycescerevisiae keluar ke udara dan tidak tertahan di
dalamnya sehingga roti menjadi keras.Pada tepung terigu gluen mampu menahan CO2
yang dihasilkan oleh Saccharomycescerevisiae sehingga tercipta rongga-
rongga roti dan membuat tekstur roti menjadi empuk.
3. Aroma
Dari segi aroma yang paling disukai oleh panelis
adalah aroma dari roti yang mendapat
campuran tepung mocaf. Aroma khas dari singgkong yang merupakanbahan dasar pembuatan tepung mocaf rupanya masih
menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia yang memang
mayoritas menyukai singkong. Hal ini didukung oleh
pernyataan dari Subagio (2007) yang menyatakan bahwa Modified Cassava
Flour(MOCAF) merupakan produk turunan dari tepung ubi kayu yang menggunakan
prinsip modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi dimana mikroba BAL
(Bakteri Asam Laktat) mendominasi selama fermentasi tepung ubi kayu ini (Subagio, 2007). Akibatnya
Mocaf memiliki khas
singgkong yang terfermentas.
4. Rasa dan Kenampakan
Sedangkan
dari segi rasa yang paling disukai adalah
roti dari tepung terigu. Semakin tinggi jumlah mocaf dari roti tersebut
maka semakin rendah pula tingkatkesukaan konsumen terhadap roti tersebut. Hal
ini dikarakan selama ini masyarakatterbiasa untuk mengkonsumsi roti dengan bahan
dasar utama berupa tepung terigu . Akibatnya Roti dengan bahan dasar Mocaf masih
terasa asing di lidah konsumen.Sedangkan dari
segi kenampakan roti yang menggunakan tepung
mocaf kurang disukai oleh konsumen. Karna mocaf tidak memilki gluten
yang cukup untuk menahan CO2 yang dihasilkan oleh Sacharomyces cerevisiae mengakibatkan roti yang dihasilkanoleh tepung mocaf tidak
mengembang dan tidak memenuhi kriteria roti.
biasanya. Akibatnya dari segi kenampakan roti yang ditambahkan mocaf kurang disukai olehkonsumen
BAB IV
PENUTUP
Ø KESIMPULAN
1. Warna roti dipengaruhi oleh lama proses pemanggangan, formulasi bahandan jeni bahn
yangdigunakan.
2. Kadar gluten yang ada pada mocaf sangat sedikit sehingga tidak cocok untukdibuat produk roti yang berbasis fermentasi menggunakan
ragi.
3. Tektur dan kenampakan produk roti yang paling baik adalah roti dengan menggunakan
100% terigu, karna terigu mengandung gluten yang cukup banyak yaitu 8-12 % gluten
4. Glutein adalah protein yang terdapat pada terigu. Glutein bersifat elastis sehingga akan
mempengaruhi sifat elastisitas dan tekstur roti yang dihasilkan
5. Aroma dan rasa roti yang paling banyak disukai adalah roti dengan 50%Mocaf : 50% Terigu dan 100 %
mocaf.
6. Aroma dan rasa dari roti yang menggunakan tepung mocaf lebih diukai karnamasih memiliki
khas dari singkong yang merupakan bahan dasar pembuatantepung mocaf yang menjadi
daya tarik terendiri.
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar